ANALISA POLA CURAH HUJAN DIURNAL DI WILAYAH PROVINSI BENGKULU MENGGUNAKAN DATA MODEL ECMWF (2012 – 2016)
Isi Artikel Utama
Abstrak
Abstrak. Curah hujan di suatu wilayah memiliki pola yang berbeda-beda, baik secara tahunan, bulanan dan harian (diurnal). Hal ini disebabkan adanya perbedaan lintang, gerak semu matahari, topografi, letak geografis serta interaksi berbagai macam sirkulasi udara baik itu lokal, regional maupun global. Provinsi Bengkulu yang terletak di pesisir barat Sumatra merupakan wilayah Non-ZOM (Zona Musim) sesuai kriteria Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dimana pola curah hujan bersifat equatorial (memiliki dua puncak hujan dalam setahun). Untuk mengetahui pola curah hujan di wilayah Provinsi Bengkulu dalam periode harian dilakukan analisa secara spektral menggunakan data model reanalysis dari European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) dengan data curah hujan dan angin permukaan. Hasil menunjukan distribusi curah hujan secara spasial terjadi merata pada siang-sore hari (13.00 - 19.00 WIB) dan distribusi rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada rentan waktu malam hari (19.00 WIB – 01.00 WIB) dengan arah angin dominan dari barat daya hingga barat. Interaksi angin darat dan angin laut di pesisir barat Sumatra memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap sirkulasi hujan di wilayah Provinsi Bengkulu
Rincian Artikel

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Penulis bersedia memberikan hak atas publikasinya di bawah Lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International. Sehingga memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas karya penulis dan publikasi dalam jurnal ini.
Penulis dapat masuk ke dalam pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi karya jurnal yang diterbitkan (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau mempublikasikannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk mengirim karya mereka secara online (misalnya, dalam repositori institusi atau website mereka) sebelum dan selama proses pengajuan, karena dapat menyebabkan pertukaran produktif, serta sebelumnya dan kutipan yang lebih besar dari karya yang diterbitkan.