Isi Artikel Utama

Adi Ripaldi
Yahya Abawi

Abstrak

Penggunaan Model Prakiraan Iklim (SCF) di negara-negara berkembang seperti Indonesia, yang paling rentan terhadap dampak variabilitas iklim dan perubahan iklim, belum banyak diaplikasikan. Keterbatasan utama adalah; kapasitas nasional yang terbatas untuk pemantauan iklim dan prakiraan; rendahnya tingkat kesadaran para pengambil keputusan dengan dampak lokal dan regional  dari variabilitas iklim (misalnya ENSO); dan kurangnya respon kebijakan yang efektif terhadap variabilitas iklim dan perubahan iklim. Tujuan khusus dari penelitian ini  adalah, untuk menganalisis hubungan curah hujan musiman dengan prediksi berdasarkan ENSO kunci dan menentukan yang paling "kuat" sistem prediktif (s) untuk masing-masing daerah tersebut. Penggunaan software FLOWCAST   dengan tiga metode  penyelidikan. Hasil  regresi  dan  analisis  tabel  kontingensi menunjukkan bahwa hubungan antara SOI, Nino 3.4, SST dan Indonesia curah hujan secara signifikan lebih kuat di semua zona iklim selama 2 periode musiman yang dipilih (Mei - Oktober dan November- April)  di  wilayah  hujan  dengan  tipe  monsunal  dan  lokal.  Kekuatan hubungan  ini  juga berhubungan dengan keterampilan peramalan tinggi (Leps) yang ditemukan terutama di daerah type monsunal dan lokal, yang mempengaruhi crah hujan musiman

Rincian Artikel

Bagian
Artikel