Isi Artikel Utama

Firsta Zukhrufiana Setiawati
Wandayantolis, M.Si

Abstrak

Publikasi beberapa media lokal provinsi Kalimantan Barat menyebutkan bahwa tanggal 21-22 Mei 2016 di kota Singkawang terjadi banjir akibat jebolnya tanggul Semelagi. Hujan lebat disinyalir menjadi penyebab meningkatnya debit air daerah aliran sungai Semelagi, sehingga mengakibatkan tanggul jebol. Kejadian banjir ini dikabarkan merendam pemukiman warga di desa Semelagi Kecil seluas 1724 Ha, juga mengakibatkan terganggunya akses transportasi antar kabupaten/ kota. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui tipe banjir di Singkawang tanggal 21-22 Mei 2016, berikut faktor penyebabnya. Untuk menelaah kejadian ini, penulis melakukan penelitian klimatologis dengan menggunakan data curah hujan pada 8 lokasi di tiga kabupaten yaitu kabupaten Sambas (Selakau, Salatiga); kabupaten Bengkayang (Ledo, Sanggau Ledo, Sei Duri) dan kota Singkawang (Singkawang Barat, Singkawang Tengah, Singkawang Timur). Data yang digunakan adalah data 3 hari yaitu tanggal 21, 22, 23 Mei 2016. Penelitian    ini    disusun    dengan menggunakan metode studi kasus dan pendekatan kualitatif dengan mempertimbangkan  topografi.  Diketahui hujan lebat lebih dari 50 mm/hari yang terjadi di hampir seluruh lokasi data mengakibatkan peningkatan debit air di daerah aliran sungai Semelagi mengingat    wilayah Semelagi merupakan wilayah yang memiliki elevasi paling rendah, sehingga diasumsikan menerima air limpahan dari wilayah sekitarnya. Hujan lebat disinyalir merupakan akibat dari  kondisi dinamika atmosfer yang cukup mendukung, seperti OLR semakin rendah, SOI memasuki La Nina, kondisi perawanan yang mendukung dan meningkatnya anomali curah hujan di wilayah kejadian. Dan akhirnya diketahui bahwa banjir di Singkawang ini tergolong Flash Flood atau banjir kilat. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan perhatian bagi masyarakat, terutama masyarakat yang membangun pemukiman di daerah bantaran sungai

Rincian Artikel

Bagian
Artikel